Corona dan Penyebarannya

Pada saat 2019 akan berakhir dan berganti menjadi tahun 2020, doa yang aku sampaikan ke Tuhan adalah semoga ditahun yang baru ini dunia akan menjadi semakin lebih baik dan terhindar dari cobaan yang berat. Lalu tepat diawal tahun 2020 muncul diberita bahwa Jakarta dilanda banjir. Seluruh warga dan public figure sekalipun terkena bencana alam tersebut. Tidak lama kemudian muncul diberita-berita bahwa adanya wabah virus baru yang menularkan lebih dari 1000 masyarakat di Wuhan, China. Wabah tersebut saat ini sudah berubah sebutannya menjadi Pandemi. Pandemi Virus Corona.

Menurut Dr. Rebecca S.B. Fischer, asisten profesor Epidemiologi di Texas A&M University, menjelaskan perbedaan antara wabah, epidemi, dan pandemi hanya berdaskan skala wilayahnya saja.

Pada awalnya Virus Corona hanyalah wabah dari sebuah virus baru yang muncul hanya di Wilayah Wuhan, meskipun perkembangan virus tersebut dapat dibilang sangat cepat namun masih belum terdeteksi di luar wilayah Wuhan. Seiring berjalannya waktu virus tersebut semakin tidak terkendali dan diubah statusnya menjadi Epidemi. Sebuah virus daapt dinyatakan Epidemi ketika wabah yang berada disuatu wilayah menyebar menjadi lebih luas, dalam kasus ini Virus Corona berkembang sangat pesat ke wilayah-wilayah di China dan jumlah pasien-nya terus bertambah hingga menjadi belasan ribu. China pada saat itu mula kewalahan karena pasien yang terus bertambah sedangkan jumlah tenaga medis terbatas dan seluruh rumah sakit sudah melebihi kapasitas untuk menerima pasien lagi. Akibatnya banyak pasien yang kurang mendapat perawatan lebih atau bahkan terlambat ditangani. China saat itu membuat kejadian yang cukup membuat dunia takjub yaitu China mampu membangun rumah sakit yang cukup besar dalam waktu hanya 16 hari. Virus tersebut terus berkembang dan semakin tidak terkendali hingga tersebar ke  hampir seluruh dunia. Hingga saat ini status Virus Corona atau COVID-19 berubah menjadi pandemi.

Saat ini Virus Corona sudah memasuki wilayah Indonesia. Awalnya dinyatakan hanya ada satu orang, namun angka orang-orang yang positif terkena COVID-19 terus bertambah hingga hari ini menjadi 227 orang. Sebelum Virus Corona bertambah begitu cepatnya pemerintah Indonesia membuat surat edaran yang menyatakan bahwa seluruh siswa-siswi di seluruh Indonesia diwajibkan untuk bersekolah di rumah dan sebisa mungkin menjauhi tempat-tempat umum selama dua minggu. Surat edaran ini tentunya membuat sebagian orang panik, dan cepat-cepat membeli bahan makanan, keperluan rumah seperti tisu, sabun,dll, juga banyak orang yang berbondong-bondong membeli cairan pembersih tangan, masker, alkohol 70%, cairan disinfektan, dan sebagainya. Sampai-sampai saat aku ingin membeli sesuatu disalah satu toko kimia di dekat rumahku terpasang tulisan sangat besar yang menyatakan bahwa cairan pembersih tangan dan sebagainya telah habis. Alasannya karena mereka takut suatu hari nanti akan terjadi lockdown di Indonesia. Menurutku ada kemungkinan itu terjadi namun jika selama dua minggu ini kita patuh untuk menjauhi tempat-tempat ramai dan tetap berada dirumah mungkin penyebaran COVID-19 akan memperlambat.

Aku sempat menonton sebuah video yang dibuat oleh seseorang bernama Edward  Suhadi. Di video tersebut ia menujukan sebuah curva dan bagaimana proses penularan Virus Corona. Virus Corona dapat menular lewat kontak fisik seseorang yang positif dengan seseorang yang belum terkena. Oleh karena itu pada masa-masa ini sangat perlu untuk dilakukannya social distancing, karena jika setiap kita diam dirumah, sering menjaga kebersihan, dan memiliki antibody yang kuat maka hal tersebut dapat memperlambat atau bahkan mencegah kita dan orang-orang terdekat untuk terjangkit COVID-19. Menurut video yang aku lihat, terdapat curva yang menunjukan kapasitas yang dimiliki oleh rumah sakit dan jumlah orang-orang yang sudah terjangkit. Sebenarnya ada kemungkinan untuk kita sembuh dari Virus Corona namun karena seperti yang sudah aku bilang, yaitu jumlah pasien yang melebihi kapasitas rumah sakit maka ada orang-orang yang tidak dapat tertangani. Oleh karena itu mari kita melakukan social distancing dengan cara diam didalam rumah, menjauhi tempat-tempat ramai, sering membersihkan diri, juga menjaga kekebalan tubuh yang kita miliki.

 

Perjalanan menuju Kareumbi.

Hai semuanya kali ini aku mau cerita mengenai pengalaman aku menuju Kareumbi. Perjalanan ini merupakan pertama kalinya buat aku apalagi harus merasakan seharian tanpa sinyal dan persiapan yang menurutku kurang lengkap.

Diawali dengan bangun pagi pukul 03 30 di Rumah Lia, kami semua mandi dan berangkat menuju Stasiun Bandung. Kami berangkat sekitar pukul 05.40 dan sampai di Cicalengka sekitar pukul 06.30. Rencananya kita ingin lihat sunrise tapi sunrisenya malah tertutup oleh badan kereta jadi kami menghabiskan waktu kami untuk berbincang-bincang. Gak terasa tiba tiba kami udah sampe Cicalengka aja. Begitu sampai kami sarapan ada yang beli kupat tahu ada juga yang beli bubur. Selesai sarapan kami mencari angkot untuk kami sewa pulang pergi biayanya Rp.250,000. Di perjalanan menuju kareumbi udaranya segar sekali mirip seperti udara di Lembang namun 2x lipat lebih sejuk. Diperjalanan aku gak berhenti untuk melihat keluar jendela karena pemandangan indah yang jarang aku lihat.

Memasuki Kareumbi sinyal kami semua mati total. Jalanannya pun berbatu sampai angkotnya bersuara cukup kencang. Kami sampai di Kareumbi pukul 07.30. Kami langsung menuju ke Rumah Rusa tempat yang akan menjadi tempat kami beristirahat selama semalam. Tapi saat sampai disana belum ada siapa-siapa, Ruma Rusanya pun masih kerkunci. Akhirnya kami jalan lagi kedepan untuk mencari Kang Darmanto selaku pengurus di Kareumbi. Saat menunggu Kang Darmanto Lia tiba tiba terkaget karena melihat ada seekor anak anjing sedang kedinginan. Aku langsung mengambil anak anjing itu dan melihat apa ada luka atau tidak. Anak anjing itu kedinginan sekali aku rasa semalam ia tercebur kedalam lumpur. Saat bertemu Kang Darmanto aku meminta izin untuk membawa anak anjing tersebut ikut ke Rumah Rusa dan Kang Darmanto meng-iya-kan. Di Rumah Rusa kami menunggu Abah (selaku penjaga Rumah Rusa), sambil menunggu kami memandikan anak anjing tersebut. Khalid memberikan baju miliknya untuk anak anjing itu supaya tidak kedinginan. Setelah dimandikan baru terlihat luka-luka yang ada dibadannya. Setelah mandi anjing tersebut langsung tidur diselimuti dengan baju milik Khalid. Oiya anjing tersebut kita beri nama Potato.

Sekitar jam 9-an Abah datang dan membukakan pintu Rumah Rusa. Kami bersih-bersih dulu sebelum beristirahat. Saat bersih-bersih aku menyapu karpet yang penuh debu dan aku melihat ada ulat yang berjalan-jalan diatas karpetnya. Setelah bersih-bersih Lia, Farah, Carenza, dan Tyogo tidur sedangkan aku dan Khalid memasak ayam goreng dan kentang untuk menu makan siang kami.

Di dapur aku melihat peralatan masak yang kotor sekali 🙂 sudah aku cuci berkali-kali pun masih kotor hanya ada beberapa peralatan yang akhirnya bisa aku pakai untuk memasak. Beruntung aku membawa tempat bekal dan sendok sendiri. Saat makanan sudah jadi dan teman-teman yang lain makan aku tidak memiliki nafsu untuk makan mungkin karena sudah melihat dapur dan alat masak yang kotor.

Setelah semuanya beres makan kami berdiskusi tentang film yang akan kami buat. Ada nilai positif dan negatifnya tidak ada sinyal saat itu, positifnya kami dipaksa untuk bisa membayangkan ide dan memberitahu teman yang lain tentang ide yang kita miliki tanpa memberi contoh lewat hp. Tapi sisi negatifnya proses diskusi jadi kurang terbayang sehingga pastinya jadi lebih lama. Saat berdiskusi hujan turun padahal rencananya setelah berdiskusi kami ingin ke sungai. Akhirnya kami menghabiskan waktu sebari menunggu hujan dengan bermain kartu dan jengga.

Setelah hujan mulai reda kami bersiap-siap untuk pergi menuju sungai. Di perjalanan kami bertemu dengan Kang Echo dan kedua anjingnya bernama Chiko dan Bella. Kami bersalaman sebentar dan melanjutkan perjalanan kami kembali menuju sungai, kali ini kami ditemani oleh Chiko (anjing golden) yang sudah lama diam di Kareumbi. Chiko pintar sekali mencari jalan sampai akhirnya kami sampai di sungai. Airnya dingin sekali tapi segar, kami bermain-main sungai. Aku sendiri bermain lempar tangkap dengan Chiko sedangkan yang lain bermain lempar batu. Sekitar jam 4 sore kami pulang ke Rumah Rusa dan langsung mandi. Setelah mandi aku menghangatkan sarden kaleng yang kami bawa untuk dimakan dengan nasi. Tyo dan Kak Mel memilih memasak mie karena tidak suka dengan sarden pedas.

Sekitar pukul 6 sore cuaca semakin dingin apalagi bekas hujan. Penerangan juga minim, karena gelap kami semua mengira hari sudah semakin malam. Kami memanggil A’ Oby untuk menyalakan api unggun guna menghangatkan badan kami. Kami bernyanyi-nyanyi dan tertidur. Aku sendiri tidak bisa tidur dengan nyenyak karena karpetnya yang kotor membuatku merasa tidak nyaman. Sekitar jam 10 semua terbangun karena dingin kami menyalakan api unggun kembali, Lia dan Farah berjalan untuk memanggil A’ Oby tapi tidak ada akhirnya mereka mengambil kayu bakarnya sendiri. Kami berhasil menyalakan kembali api unggunnya dan bisa tertidur lagi, namun pukul 3 dini hari farah dan aku terbangun karena dingin. Kami semua tidak menyangka disana akan dingin sehingga kami tidak membawa perbekalan yang cukup lengkap.

Kami semua terbangun pukul 7 pagi. Kami langsung memasak indomie untuk menghangatkan tubuh kami. Setelah makan indomie kami berjalan mengelilingi kandang rusa ditemani oleh A’ Oby. Kami melewati jembatan yang hanya terbuat dari bambu, bertemu dengan laba-laba yang sangat besar dan melewati jalan yang cukup terjal. Sembari kami jalan A’ Oby menjelaskan mengenai kandang rusa dan macan yang berada di Kareumbi. A’ Oby terlihat tidak kelelahan bahkan saat berjalan ia sempat untuk merokok terlebih dahulu. Oiya saat berjalan aku terkena kayu sehingga aku berdarah namun tidak terlalu parah.

Setelah mengelilingi kandang rusa kami bersih-bersih dan bersiap untuk pulang. Kami berpamitan dengan Abah lalu berfoto bersama. Kami juga berpamitan dengan Kang Darmanto juga dengan Chiko, Bella. Pukul 10.30 angkot yang menjemput kami datang. Diperjalanan pulang ada yang tertidur ada yang langsung memeriksa gadgetnya. Kami menaiki kereta pukul setengah 12 dan sampai Bandung pukul 1 siang. Lalu kami pulang ke rumah kami masing-masing.

Diperjalanan ke Kareumbi kali ini merupakan perjalanan pertama kalinya untuk aku. Lain kali aku pasti membawa perbekalan lebih lengkap lagi. Aku juga ingin membeli sepatu gunung agar lebih mudah lagi diperjalanan menaiki gunung. Aku senang diperjalanan kali ini, seperti refreshing dari perkotaan.

Kegemaranku.

Hai !! Udah lama rasanya gak menulis lagi. Sejak masuk di KPB Rumah Belajar Semipalar aku sudah menjelajahi banyak bidang minat baik dari menjadi food blogger, PR (Public Relation), EO (Event Organizer), penulis novel, dan yang saat ini sedang aku gemari yaitu design dan memasak. Oh iya baru-baru ini juga aku mulai memiliki hobby baru yaitu membuat kerajinan tangan berupa weaving dan macrame.

Setiap minat yang aku gemari berawal dari proyek yang pada awalnya terpaksa aku kerjakan, namun saat aku memaksa diri aku untuk menyukai proyek tersebut aku menemukan berbagai macam bidang yang sebelumnya aku tidak ketahui. Seperti contohnya design. Awal mula aku menyukai design karena proyek mandiri pertamaku di kelas 10 KPB yaitu membuat kampanye perlindungan anjing. Aku berfikir bagaimana caranya aku harus bisa membuat poster atau men-design baju agar orang tertarik dan mulai peduli dengan anjing disekitarnya. Dari proyek tersebut aku belajar menggunakan Adobe Illustrator, mencari inspirasi,dll. Karena paksaan itu justru aku menemukan bidang yang sangat aku gemari hingga saat ini.

Namun ada kalanya aku merasa jenuh untuk terus menerus duduk dan menatap laptop. Masak menjadi kegiatan lain yang aku gemari sembari meng-istirahatkan mata dan badanku. Aku suka masak sebenarnya dari aku masih SD kelas 4. Aku mengikuti kegiatan lomba “Koki Cilik” yaitu sebuah acara dari salah satu stasiun televisi, aku membantu ibu aku berjualan kue kering, roti, dan bapau. Sempat aku ingin memiliki minat menjadi seorang chef namun dibenaku saat itu “semua orang pasti bisa memasak lalu buat apa aku menjadi seorang juru masak?” Pikiran tersebut masih sering terlintas dipikiranku hingga saat ini. Namun pikiran tersebut mulai memudar karena aku pernah membaca suatu artikel dan ada kalimat yaitu “memang semua orang bisa memasak namun ada yang hanya sekedar masak ada juga yang memasak menggunakan hati dan pikiran cita rasa yang dikeluarkan akan berbeda.” Karena kalimat tersebut aku semakin lama semakin yakin dan berani untuk bilang kebanyak orang mengenai minatku.

Masak menurutku bukan hanya sekedar masak lalu makan tapi ketika masak aku menikmati setiap prosesnya. Memasak menurutku bisa menggabungkan kedua bidang yang aku minati yaitu design dan keterampilan tangan. Saat memasak ada teknik bernama “plating” teknik tersebut menyusun komposisi makanan dan piring yang ada agar dapat dilihat lebih indah. Saat ini aku juga tertarik disalah satu teknik memasak yaitu Molecular Gastronomi. Teknik tersebut menggabungkan ilmu science dengan makanan. Gastronomi mempelajari perubagan-perubahan pada makanan nelalui bidang fisika dan kimia. Ketika mempelajari dan membuat molecular gastronomi kita bukan hanya membutuhkan pisau, talenan, wajan, dll tapi kita juga membutuhkan beberapa perlengkapan laboratorium. Menurutku mempelajari gastronomi memang sulit apalagi aku yang belum mempelajari kimia terlalu dalam, namun setiap teknik dan reaksi yang gunakan pada saat pembuatan membuatku lebih tertantang dan ingin mencari tahu lebih dalam lagi.

Masih begitu banyak teknik memasak yang ingin aku cari tahu dan pelajari lebih dalam lagi. Semoga semakin banyak lagi ilmu yang akan aku pelajari :).

Dariku Untuk Indonesia

Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang hingga saat ini masih terus berusaha memajukan dirinya. Terdapat permasalahan di Indonesia yaitu eksploitasi alam yang terlalu berlebihan, edukasi yang kurang merata, kesenjangan sosial, kemiskinan, pengangguran, dan masih banyak lagi. Lalu apa kontribusi yang bisa aku berikan untuk Indonesia dengan banyaknya masalah yang ada ?

Meskipun Indonesia memiliki cukup banyak masalah, namun Indonesia dikenal oleh dunia luar juga karena keberagaman budaya serta keindahan alamnya. Salah satu cara yang bisa aku lakukan adalah ikut melestarikan kebudayaan Indonesia dan menunjukan kepada masyarakat luar maupun masyrakat Indonesia sendiri bahwa negara yang mereka tempati adalah negara yang indah, negara yang harus dijaga dan sebagai warga Negara Indonesia kalian seharusnya bangga.

Caraku menunjukan keindahan Indonesia yaitu aku membuat design grafis atau mungkin video yang bercerita mengenai keindahan alam Indonesia. Belum lama ini aku dan teman-teman KPB mengadakan eksibisi kain nusantara, dan menurutku itu adalah salah satu bagian dari kontribusi kami untuk Indonesia. Kami menunjukan keindahan kain-kain nusantara kepada para pengunjung agar pengunjung yg hadir dapat menyadari bahwa kain-kain di Indoensia itu indah dan tidak malu lagi untuk memakai kain nusantara untuk gaya hidup sehari-hari.

Mari kita sebagai masyarakat Indonesia ikut berkontribusi juga untuk negri ini. Jangan hanya mengandalkan orang lain saja untuk membangun Indonesia ini tapi jadilah bagian untuk Indonesia yang lebih baik :).

KPK diperlemah ?

Beberapa minggu yang lalu tepatnya di Bulan September ada kejadian yang cukup menghebohkan Indonesia. Kejadian itu dimulai karena dikeluarkannya revisi undang-undang KPK dan undang-undang lainnya, mahasiswa megeluarkan suara tanda tidak setuju akan undang-undang tersebut dengan cara berdemo di depan gedung DPR. Demo tersebut digelar dibeberapa kota di Indonesia dari Jakarta, Tasikmalaya, Yogyakarta, Bandung dan beberapa kota lainnya.

Sejujurnya awalnya aku tidak mengikuti bahkan tidak tahu mengenai undang-undang tersebut, namun demo mahasiswa tersebut menjadi sorotan beberapa influencer ternama di Indonesia dan dari sittu aku baru mulai mencari tahu sedikit-sedikit. Dalam opiniku permasalahan utama dari kejadian yang terjadi adalah karena kurangnya sosialisasi dari pemerintah ke masyarakat sehingga muncul pemikiran yang hanya selintas saja begitu membaca undang-undang tersebut. Setelah demo yang cukup heboh akhirnya beberapa UU ditunda untuk disahkan , namun Undang-undang yang hingga saat ini masih menjadi perdebatan ialah RUU KPK yang disahkan pada saat demo masih berlangsung. Sempat terlintas dikepalaku mengapa kesannya seperti terburu-buru untuk disahkan ya ?

Presiden Joko Widodo diminta oleh masyarakat untuk mengeluarkan perpu karena RUU KPK dianggap malah memperlemah lembaga komisi pemberantasan korupsi bukan memperkuat. Aku juga berfikir hal yang sama, KPK yang seharusnya menjadi lembaga independent sekarang berubah menjadi lembaga negara yang diawasi oleh dewan pengawas. Dewan pengawas juga memiliki otoritas penuh sehingga berhak memberikan izin atau tidaknya penyadapan, penggeledahan dan/atau penyitaan yang dilakukan oleh KPK. Hal tersebut menurutku menguntungkan untuk pihak-pihak tertentu sehingga pihak tersebut dengan leluasa melakukan tindak korupsi. DPR yang seharusnya mendengarkan aspirasi rakyat malah bertindak bertolak belakang dengan apa yang rakyat inginkan.

Menurutku apa perlu demo dilakukan? Perlu, namun berdemo-lah dengan damai tanpa menimbulkan kerusuhan atau malah merusak taman-taman. Jangan mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab juga sebaiknya sebelum berdemo harus mencari tahu terlebih dahulu hal yang ingin disampaikan karena ada pula beberapa orang yang hanya ikut-ikutan berdemo tanpa tahu tujuannya apa.

Segitu opini yang ingin aku sampaikan mengenai RUU KPK. Bagaimanapun cara menyampaikan pendapat kalian yang harus diingat adalah menjaga indonesia agar tetap damai tanpa merugikan pihak manapun 🙂

Etika di Indonesia

Kalau mendengar kata “etika” pertana kali apa sih yang terlintas dibenak kalian ?

Kalau menurutku kata “etika” sering kali dikaitkan dengan sopan dan santun. Etika pastinya sudah sangat sering diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari baik di rumah, di sekolah, lingkungan pertemanan, maupun di masyarakat.

Namun sayangnya dimasa sekarang ini banyak anak-anak muda yang kurang peduli mengenai pentingnya etika. Bisa dilihat dari banyaknya anak-anak muda yang lebih tertarik berinteraksi lewat dunia maya daripada berinteraksi secara langsung. Dulu aku benar-benar terikat dengan gadget, ketika pertama kali aku membuka mata dipagi hari yang aku pegang pasti gadget hingga akhirnya aku merasa hidup aku dikendalikan oleh gadget terutama sosial media, aku merasa jauh dengan teman bahkan keluargaku sendiri. Hal tersebut tentu bukan etika yang baik sehingga aku berusaha menanamkan pikiran setidaknya saat aku berinteraksi di luar kamarku aku tidak boleh bermain gadget.

Etika kurang baik yang menurutku sekarang ini semakin lama semakin buruk adalah penyebaran berita di sosial media. Memang dengan adanya sosial media orang-orang bisa mengetaui informasi dengan cepat, namun aku pernah melihat ada sekolompok anak muda sedang memukuli anak muda yang lainnya, sayangnya orang-orang disekitar tidak ada yang melerainya, mereka hanya menonton dan merekamnya. Kejadian tersebut menurutku sangat tragis karena orang-orang berfikiran hanya untuk mem-viralkan daripada membantu. Memang banyak hal-hal yang bisa dijadikan pembelajaran lewa video tersebut namun alangkah baiknya orang-orang tersebut membantu daripada hanya merekamnya.

Etika bisa dimulai dari beberapa hal sederhana. Contohnya mari biasakan menggunakkan tiga kata “ajaib” yaitu Terima kasih, tolong, dan maaf. Mengapa aku menyebutnya tiga kata “ajaib” karena dengan menggunakan kata-kata sederhana seperti itu kita sudah bisa membuat orang tersebut merasa dihargai. Selain menggunakan tiga kata tersebut etika bisa dimulai dari tidak membeda-bedakan dan tidak merendakan orang lain. Bisa dimulai dari, ketika sedang jalan di mall dan ada OB (office boy) yang sedang mengepel lantai usahakan jangan langsung menginjak lantai basah tersebut begitu saja, namun biasakan untuk mengucapkan permisi atau maaf. Aku terbiasa untuk mengucapka permisi atau maaf kepada pegawai-pegawai mall yang mengepel lantai atau aku biasanya menghindari untuk menginjak lantai tersebut ketika masih basah. Ketika aku melakukan hal tersebut pegawai tersebut menjadi tersenyum karena merasa mereka dihargai dan dianggap ada.

Etika bisa dimulai dari hal-hal kecil dan dijadikan kebiasaan. Jika sudah menjadi kebiasaan maka secara otomatis kita akan menghargai setiap orang dan memiliki etika. Lakukan hal-hal kecil tersebut jangan takut atau gengsi, lakukan hinggal hal tersebut diikuti oleh banyak orang 🙂

Menjadi Seorang Zero Waste.

Hari Rabu tanggal 14 Agustus 2019, KPB kedatangan seorang tamu bernama Kak Siska Nirmala beliau merupakan seseorang yang menerapkan cara hidup seorang Zero Waste. Pada awalnya aku masih meragukan hal tersebut karena masa sih ada orang yang benar-benar hidupnya tidak menggunakan plastik sekali pakai lagi… Gimana kalau pengen makanan ringan atau minuman bersoda?

Kak Siska berprofesi sebagai jurnalis dan memiliki hobi mendaki gunung. Aha Moment yang membuat Siska Nirmala menjadi seorang yang menerapkan hidup Zero Waste ditemukan saat menjalankan profesi dan hobinya. Pada tahun 2010 Kak Siska mendaki Gunung Rinjani, di sana ia melihat sekumpulan monyet sedang memakan sisa-sisa mie dari bungkus mie instant yang tertinggal oleh pendaki yang lain lalu yang kedua dari kebiasaan seorang pendaki gunung yaitu membawa turun kembali sampah-sampah plastik yang telah dihasilkan selama pendakian, namun Kak Siska memiliki pikiran “Sampah plastik dibawa turun kembali tetapi hal tersebut tidak memecahkan masalah, sampah plastik tetap tertimbun di basecamp dan tetap ada binatang-binatang lain yang memakannya.”

Di tahun yang sama yaitu 2010 Kak Siska mengikuti workshop yang diselenggarakan oleh YPBB Bandung mengenai zero waste. Kak Siska akhirnya memutuskan untuk hidup zero waste pada tahun 2012, memang sulit pada awalnya apalagi sekarang semuanya sudah dibungkus menggunakan kemasan plastik sekali pakai namun bila memiliki komitmen pasti akan dipikirkan segala cara untuk mengurangi plastik.

Tahun 2013, Kak Siska melakukan ekspedisi mendaki lima gunung tanpa menghasilkan sampah plastik sama sekali, ekspedisi tersebut dilakukan selama tiga tahun dan ditulis dibuku yang diberi judul “Ekspedisi Nol Sampah”. Kegiatan tersebut sebenarnya menantang diri Kak Siska sendiri bagaimana caranya ia bisa tidak menghasilkan sampah sama sekali. Tips-nya yaitu dengan cara tidak membawa makanan dan minuman kemasan dan tisu basah maupun tisu kering. Menurut data di Gunung Gede Pangrango sampah kedua terbanyak setelah botol air mineral adalah tisu. Persediaan makanan Kak Siska membawa buah-buahan, nasi liwet yang dibungkus dengan daun pisang dan dodol, sisa dari buah-buahan maupun bungkus nasi liwet dan dodol akan dikompos tapi Kak Siska berpesan biji buah untuk tidak ikut dikompos karena biji -bijian tersebut bisa tumbuh dan bisa menghancurkan habitat tanaman-tanaman asli yang ada di gunung itu. Untuk minuman Kak Siska dan temannya membawa air menggunakan dirigen dan membawa botol air minum sendiri.

Kak Siska membagi tiga level dalam menjalani kehidupan menjadi zero waste, yaitu:

Level awal :

  1.   Tolak kantung plastik sekali pakai dan bawa kantung belanja sendiri. \
  2.   Bawa botol minum sendiri
  3.   Bawa wadah makanan sendiri

Level Menengah :

  1. Makanan natural bukan berkemasan, contohnya berbelanja sayuran kepasar, hal tersebut secara tidak langsung membuat diri sendiri lebih sehat karena pastinya kalian akan menghindari makanan-makanan instant yang sudah dikemas menggunakan plastik.
  2. Kompos. Kak Siska berbagi cerita mengenai mengompos, di TPA Sarimukti 60% sampah merupakan sampah organik dan sisanya sampah plastik. Sebenarnya hal tersebut tentunya tidak baik karena sampah organik mengeluarkan gas dan gas itulah yang bisa menimbulkan ledakan seperti kejadian di TPA Leuwigajah tahun 2005. Kak Siska bilang “mengompos bisa dilakukan meskipun memiliki tempat yang terbatas” Kak Siska menggunakan Keranjang Takakura untuk mengompos, keranjang tersebut tidak mengeluarkan bebauan karena yang dimasukan hanya sampah buah dan sayur, ada bahan-bahan makanan yang sebenarnya tidak bagus untuk dikompos yaitu seluruh makanan yang sudah diproses.
  3. Eliminasi Produk Sampah. Contohnya saat membeli beras atau buah-buahan hindari produk yang sudah dibungkus dengan plastik, kalian bisa membelinya dipasar-pasar tradisional. Kak Siska berbagi pengalaman saat ingin membeli cemilan Kak Siska memilih membeli cemilan kiloan sehingga bisa menggunakan tempat sendiri.

Level lanjut

  1.  Buy Nothing/Decluttering
  2. DIY

Menurut Kak Siska sebenarnya menjalani hidup menjadi seorang zero waste saat ini sudah sangat lebih baik dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Sekarang banyak toko-toko yang sudah tidak menyediakan kantong plastik lagi. Jadi jangan takut atau malu untuk menjadi seorang zerowaste karena hal tersebut sebenarnya sangat membantu mengurangi plastik yang ada di Indonesia bahkan dunia.

Bank Sampah Kecamatan Sukasari.

Jumat/09/08/19 aku dan teman-teman K11 KPB berkegiatan di Kecamatan Sukasari. Kegiatan yang kami lakukan yaitu membantu dan melihat kegiatan yang disebut Bank Sampah. Awal mendengar nama Bank Sampah aku keinget sama tempat dulu aku berkegiatan yaitu Kampung Cibunut jadi aku berfikir pasti tempat dan kegiatannya sama-sama aja.

Sebelum kami mendatangi tempat Bank Sampah kami bertemu terlebih dahulu dengan Bapak Dr. H. Raden Sarjani Saleh. M. Si selaku bapak camat Kecamatan Sukasari. Beliau meyambut kami dengan ramah sekali. Beliau juga menjelaskan secara singkat apa itu Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan) dan pengelolaan sampah selain dengan cara Bank Sampah.

Bapak Sarjani menjelaskan mengenai pembuatan pupuk kompos yang sebenarnya merupakan bagian dari Kang Pisman. Terdapat dua pembuatan Kompos yang ada di kantor kecamatan Sukasari, yaitu dimasukan kedalam tong besar dan yang kedua yaitu dimasukan kedalam tempat yang sudah dibuat menggunakan batu bata.

Setelah penjelasan mengenai pembuatan pupuk kompos kami diajak ke lokasi Bank Sampah. Disana kesan pertamaku yaitu “Wah” karena tempatnya menurutku bersih dan semuanya sudah tertata dengan baik. Cukup berbeda dengan Bank Sampah yang ada di Cibunut.

Di Kecamatan Sukasari sistem Bank Sampah sudah berjalan dengan baik. Menurutku hal tersebut bisa terjadi karena seluruh pihak mau bekerja sama juga mengerjakan perannya dengan baik. Ada yang menimbang sampah, mencatat, memasukan data lewat situs online dan yang memilah sampah. Nasabah yang datang juga sabar mengantri dengan tertib.

Seluruh data jenis sampah dan jumlah uang yang sudah dikumpulkan dimasukan datanya kedalam sebuah website bernama “SMASH”. Website tersebut dibuat oleh pemerintah sehingga seluruh data tidak akan hilang. Sistemnya mirip dengan bank normal pada umumnya namun bedanya yang kita tabung adalah sampah bukan uang.

Bank Sampah yang ada di Kecamatan Sukasari memisahkan jenis-jenis sampah kedalam 37 jenis dari botol plastik hingga kulkas dan mesin cuci. Setiap sampah yang ditimbang sebaiknya dipilah berdasarkan jenis-jenis tersebut karena bila masih tercampur maka sampah yang ditimbang dihargai dengan harga jenis sampah yang terendah.

Pada proses pemilahan sampah, sampah-sampah seperti botol dan gelas-gelas plastik akan dibersihkan dari label-label yang masih menempel menggunakan cutter. Menurut Bapa Ohan selaku orang yang bertanggung jawab dalam pemilahan, sampah yang paling banyak yaitu botol plastik, botol shampoo (produk kecantikan), dan gelas plastik. Bungkus yang melekat pada gelas plastik atau botol mempengaruhi harga gelas dan botol tersebut. Plastik-plastik label, bungkus permen atau makanan ringan sebenarnya bisa diolah lagi menjadi solar bila memiliki mesinnya namun kata Bapak Ohan kita masih belum punya sehingga sampah tersebut berujung menjadi residu.

Adanya Bank Sampah menurutku membuat banyak orang yang secara tidak langsung jadi ingin memilah sampah. Hal tersebut baik tapi aku pernah berfikir mungkin gak sih orang-orang jadi sengaja membuat sampah untuk dikumpulkan dan mendapatkan uang?

Harapanku Terhadap Pengelolaan Sampah di Indonesia

Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik terbanyak kedua di dunia. Dengan demikian berarti permasalahan daam pengelolaan sampah di Indonesia sangat memperihatinkan. Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) memdata bahwa Indonesia menghasilkan 64 juta ton/ tahun dan sebanyak 3,2 juta ton terbuang ke laut.

Beberapa tahun kebelakang industri minuman di Indonesia berkembang dengan cepat, pertumbuhannya bisa mencapai 24,2% selama setahun dan kebanyakannya menggunakan plastik sekali pakai.

Zero Waste 

Menurutku kesadaran mengenai pemakaian sampah dan pengelolaan sampah harus dilakukan oleh setiap orang. Cara mengurangi sampah dapat dilakukan dengan cara-cara sederhana, contohnya menggunakan tas belanja dan tidak lagi menggunakan kantong plastik juga dapat dilakukan dengan tidak lagi menggunaka sedotan plastik dan mulai menggunakan plastik yang terbuat dari stainless steel atau bambu hal tersebut dapat sangat membantu pengurangan penggunaan plastik.

Sayangnya hal tersebut masih dilakukan hanya oleh sebagian orang saja yang kebanyakan hanyalah orang-orang kalangan keatas. Sedangkan masyarakat kalangan kebawah masih tidak mengerti atau bahkan tidak tahu bahwa penggunaan plastik membahayakan bumi ini. Maka perlu dilakukannya edukasi terhadap masyarakat diseluruh kalangan bahkan anak kecil.

Indonesia menurutku harus dapat menjadi negara yang ramah terhadap orang-orang yang ingin memulai hidup Zero Waste. Contohnya semakin banyak tempat-tempat yang menyediakan bahan-bahan masakan tanpa dibungkus dengan plastik sehingga setiap orang yang ingin membeli bahan masakan tersebut harus membawa tempat/toples/ wadah masing-masing hal tersebut dapat sangat membantu mengurangi penggunaan plastik tentunya di Indonesia sendiri.

Bali salah satu wilayah di Indonesia yang seharusnya dapat menjadi contoh untuk wilayah-wilayah Indonesia yang lain. Bali telah membuat larangan penggunaan kantong dan sedotan plastik hal tersebut terbukti membuat produk plastik yang dikirim ke Bali berkurang 30-40%. Larangan penggunaan plastik telah dituliskan dalam Peraturan Gubernur (PerGub) nomor 97 tahun 2018 tentang pembatasam timbunan plastik sekali pakai.

Sebenarnya masih terdapat wilayah-wilayah selain Bali yang sudah membuat peraturan pelarangan penggunaan plastik namun masih di toko-toko modern atau toko kelontong. Indonesia sendiri sebenarnya sudah membuat kebijakan plastik berbayar namun menurutku kebijakan tersebut kurang efisien karena masih banyak orang yang tetap memilih membayar dan menggunakan plastik sekali pakai.

Sistem Pengelolaan Sampah di Singapura 

Sistem pengelolaan sampah yang baik menurutku dan dapat dicontoh oleh Indonesia adalah Negara Singapura. Negara Singapura merupakan negara kecil sehingga tentunya setiap meter tanah digunakan untuk mempercantik negara tersebut atau dibangun perumahan, karena itu Singapura tidak mungkin memiliki TPA yang besar seperti yang dimiliki Indonesia. Dari permasalahan itu pemerintah Singapura memecahkan masalahnya dengan cara membuat sebuah kawasan seperti pabrik yang dilengkapi dengan cerobong asap. Di kawasan itu lah setiap sampah dibakar setiap harinya dengan panas api 1000 derajat celcius.

Pasti akan ada orang yang berfikir lalu bagaimana dengan asap dan abu sisa pembakaran yang dihasilkan oleh aktivitas tersebut. Singapura sangat memikirkan hal-hal tersebut, sehingga disetiap cerobong asap ia menyaring asap hingga menjadi udara bersih yang tetap dapat dihirup oleh manusia. abu dari sisa pembakaran dibuang ke pulau buatan yang letaknya cukup jauh dari kawasan pantai sehingga abu tersebut tidak merusak ekosistem laut.

Industri Kreatif

Industri kreatif menurutku dapat membantu dalam hal memecahkan masalah sampah plastik di Indonesia. Dengan cara menggunakan sampah-sampah plastik yang tidak terpakai menjadi karya yang indah juga dapat mengedukasi orang-orang yang melihat karya tersebut.

Maka dari itu sebenarnya sangat banyak cara untuk menyelesaikan permasalahan sampah di Indonesia bisa mulai dari hal-hal kecil sepertinya membatasi penggunaan sampah plastik sekali pakai. Butuh kesadaran dari setiap individu bahwa permasalahan sampah di Indonesia bahkan di dunia sudah menjadi masalah yang sangat besar, mulai beraksi dan mengedukasi orang lain 🙂 .

sumber :

https://travel.detik.com/travel-news/d-4566080/bagaimana-singapura-mengolah-sampah-dalam-satu-hari

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/08/19/21151811/indonesia-penyumbang-sampah-plastik-terbesar-kedua-di-dunia

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190610204629-92-402231/usai-larangan-produk-plastik-ke-bali-berkurang-40-persen

Jalan-Jalan Sejarah di Kota Bandung.

Setelah liburan cukup lama akhirnya aku kembali lagi bersekolah.

Hari Selasa tanggal 16 Juli 2019 tepatnya aku, teman-teman K11 juga anggota K10 berkumpul di jalan asia afrika tepatnya di depan Hotel Savoy Homan. Acara hari ini rencananya kami mau melakukan mempererat satu sama lain lagi setelah sekian lama berlibur.

Aku dan teman-teman K11 misah dengan K10 melakukan proyek mini kami masing-masing. Aku dan anggota K11 yang lain rencananya akan membuat video clip tentang tempat- tempat bersejarah sekitaran Asia Afrika.

Titik Nol Kota Bandung.

Dimulai dari titik nol Kota Bandung. Sejujurnya aku baru pertama kali mendengar titik nol di Kota Bandung padahal aku sering sekali lewat daerah itu. Titik nol Kota Bandung letaknya bersebrangan dengan Hotel Savoy Homan.

Terpajang sebuah kereta tepat di tempat dimana titik nol tersebut dibuat. Menurut sejarah, pada awalnya saat Daendels sedang berjalan disebuah hutan ia menancapkan sebuah tongkat dan berkata “Usahakan saat aku datang lagi kesini, sebuah kota sudah dibangun!”

Lalu pada tanggal 25 September 1810, Bupati Wiranatakusumah II mendapatkan surat keputusan pemindahan kota kabupaten ke wilayah dimana Daendels menancapkan tongkat tersebut. Sejak saat itu tempat dimana tongkat Daendels tertancap menjadi titik nol Kota Bandung.

Gedung Pikiran Rakyat.

Tidak jauh dari letak titik nol Kota Bandung terdapat Kantor Pikiran Rakyat yang Gedung Pikiran Rakyat pertama kali didirikan pada tahun 1920. Kantor Pikiran Rakyat merupakan salah satu cagar budaya. Gedung ini merupakan karya arsitektur C.P Wolff Schoemaker. Bnetuk bangunan dari gedung Pikiran Rakyat merupakan sebuah gaya arsitektur bertemakan Neoklasik yang bisa terlihat dari bentuk atapnya yaitu helmroof.

Gedung yang sekarang menjadi Gedung Pikiran Rakyat pada awalnya merupakan sebua kantor de Kock, Sparkes & Co tepatnya pada tahun 1920-an. Lalu 10 tahun kemudian beralih fungsi menjadi kantor Autohandel Mascotte. Baru pada tahun 1970 bangunan tersebut menjadi milik PT. Pikiran Rakyat Bandung.

Hotel Savoy Homan.

Pada awalnya Hotel Savoy Homan adalah sebuah rumah bilik bambu yang dimanfaatkan untuk penginapan, wajar saja karena saat itu Bandung masih merupakan sebuah desa mungil. Kemudian penginapan Savoy Homan berkembang menjadi bangunan berdinding setengah tembok dan setengah papan. Hotel Savoy Homan terus berkembang hingga menjadi bangunan dengan gaya arsitektur eropa yang menarik.

Penginapan Savoy Homan merupakan salah satu saksi bisu saat diadakannya KAA pada tahun 1955. Terdapat banyak sekali petinggi-petinggi negara yang berkunjung dan menginap di Hotel Savoy Homan.

Selain karena pernah dijadikan tempat bermalam para petinggi, Hotel Savoy Homan juga telah menjadi hotel tertua yang telah ada di Kota Bandung.

Museum KAA.

Museum KAA merupakan sebuah gedung memorabilia Konferensi Asia Afrika. Latar belakang dibuatnya Museum Konferensi Asia Afrika adalah keinginan dari petinggi-petinggi negara di Asia dan Afrika untuk mengetahui gedung merdeka dan masa-masa saat Konferensi Asia Afrika.

Pada tanggal 24 April 1980 akhirnya Museum KAA diresmikan bertepatan dengan peringatan 25 tahun KAA (Konferensi Asia Afrika). Di dalam museum ini kalian bisa melihat perjanjian, bangsa-bangsa, dan seluruh bukti pernah diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika. Konferensi Asia Afrika dibuat karena pada masa itu suku Asia dan Afrika sangat dibeda-bedakan karena warna kulitnya berbeda dengan bangsa-bangsa eropa.

Gedung Merdeka.

Pada awalnya Gedung Merdeka adalah warung kopi para saudagar Belanda. Gedung Merdeka pernah direnovasi pada tahun 1920 hingga 1928 dengan melibatkan dua arsitektur terkenal dari Belanda.

Pada awalnya gedung Merdeka bernama Condoria dan dugunakan sebagai organisasi perkumpulan opsir Belanda sebagai tempat hiburan dan  bersosialisasi. Gedung tersebut  ramai dikunjungi oleh para pemilik perkebuna teh, karet, dan kina.

Saat Jepang berkuasa gedung Condoria beraling fungsi dan nama menjadi Dai Toa. Tentara Jepang menggunakan gedung tersebut untuk tempat pertemuan. Lalu saat Jepang berhasil dikalahkan oleh Sekutu gedung tersebut dugunakan sebagai pusat pemerintahan Kota Bandung.

Pada Maret 1946 terjadi peristiwa Bandung Lautan Api. Saat itu tentara-tentara Indonesia meninggalkan gedung tersebut. Sejak saat itu Gedung Condoria beralih fungsi kembali menjadi tempat hiburan dan pertunjukan seni. Sampai pada tahun 1954 pemerintah mengambil alih Gedung Condoria dan menajdikan gedung tersebut sebagai tempat diselenggarakannya Konferesi Asia Afrika. Lalu Presiden Soekarno mengganti nama Gedung Condoria menjadi Gedung Merdeka.

Bioskop Majestik.

Pada pertengahan tahun 1920-an kawasan Braga merupakan kawasan pusat aktifitas belanja bagi kaum-kaum elit Eropa. Pada masa itu tempat-tempat hiburan dan wisata dirasa kurang lengkap, terutama bioskop karena menonton ke bioskop merupakan hiburang paling populer dikalangan Belanda.

Terdapat hal unik yang membedakan Bioskop Majestik saat itu karena adaya pemisahan kursi penonton berdasarkan jenis kelamin. Namun pada kenyataannya penonton tetap dudu bersebelah-sebalahan dengan lawan jenis.

Setelah pamor Bioskop Majestik turun gedung ini beralih fungsi menjadi Asia Africa Cultural Centre (AACC) , namun penggunaan AACC dihentikan karena kasus meninggalnya 11 orang pada saat konser metal berlangsung pada tahun 2008.

Setelah lama mati (tidak terpakai)  gedung ini sempat beberapa kali beralih fungsi  menjadi perkantoran dan gedung karaoke. Lalu pada tahun 2017 pengelolaan gedung diambi alih oleh PD Jasa dan Kepariwisatawan, gedung ini diganti namanya menjadi De Majestic dan menjadi gedung pertunjukan dan sering digunakan untuk pagelaran seni.

Kantor Berita Antara.

Setelah berjalan di sekitar Jalan Asia Afrika aku melanjutkan perjalanan ke Jalan Braga. Tepat diantara persimpangan Jalan Naripan dan Jalan Braga terdapat sebuah bangunan cukup tua peninggalan Belanda.

Pada masa penjajahan Belanda Jalan Braga berfungsi sebagai perkantoran dan pertokoan. Pada masa itu Kantor yang saat ini digunakan oleh LKBN Antara merupakan tempat kegiatan sosial yaitu Bala Keselamatan.

Gedung ini merupakan salah satu gedung yang dirancang oleh salah satu arsitektur dari Belanda bernama Aalbers. Aalbers juga merupakan orang yang merancang Hotel Savoy Homan.

Kantor berita Antara merupakan kantor berita terbesar di Indonesia yang sifatnya semi pemerintah. Pada awalnya KB Antara didirikan pada masa penjajahan Belanda sebelum perang dunia ke dua, pada saat itu sebenuhnya KB Antara merupakan sebuah perusahan swasta.